Jakarta, Volumedia – Pengolahan minyak jelantah menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah.
Pada tahun 2019, konsumsi minyak goreng di indonesia mencapai 13 juta liter, namun menurut survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap 140 rumah tangga pengguna minyak goreng pada Agustus – September 2020 survei menunjukan, hanya 35,7 persen responden yang tidak membuang minyak goreng bekas pakainya.
Bahkan, banyak pengguna minyak goreng di Indonesia yang membuang minyak goreng setelah dipakai memasak sembarangan.
Hal ini dikarenakan beberapa alasan seperti kurangnya edukasi mengenai proses pengolahan minyak jelantah, kesulitan untuk menyimpan dan mengolah minyak jelantah, dan beragam alasan lainnya.
“Jelantah, Aksiku” Edukasi Pengolahan Minyak Jelantah
Berangkat dari keresahan tersebut, Mahasiswa LSPR X Jelantah 4 Change mengadakan sebuah workshop yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pengolah minyak jelantah.
Kegiatan yang diadakan di Balai RW 12 Komplek Janur Asri, Kelapa Gading pada Jumat (12/07/2023) ini mengajak para warga setempat untuk ikut berpartisipasi dalam mengumpulkan minyak jelantah.
Baca juga: Nor.ink, Rekomendasi Temporary Tattoo Jakarta Selatan Harga Mulai 50 Ribu
Workshop yang diberi nama “Jelantahku, Aksiku” ini diinisiasi oleh Mahasiswa LSPR Communication & Business Institute kelas Marketing Communication 24-5, Sudirman Park Campus (kelas mahasiswa yang juga pekerja) berkolaborasi dengan “Jelantah 4 Change” (J4C) untuk memberikan edukasi bahaya minyak jelantah dan memberi salah satu cara pengolahan minyak jelantah yang tepat dalam rangka mengurangi limbah minyak jelantah.
Para warga yang turut berpartisipasi juga menunjukkan antusiasnya saat belajar mengolah minyak jelantah.
Jelantah 4 Change
Jelantah 4 Change merupakan salah satu dari komunitas non-profit yang didirikan oleh Johanes Anton Witono yang diresmikan pada tanggal 26 Maret 2016.
Jelantah 4 Change mewadahi pengumpulan dari limbah minyak jelantah untuk dapat dimanfaatkan kembali seperti pembuatan lilin aromaterapi maupun sabun cuci. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat dan perangkat desa dapat bekerja sama, menyatukan sinergi untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengatasi persoalan limbah minyak jelantah.
Kegiatan edukasi pengolahan minyak jelantah ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawab bersama dan melakukan aksi nyata mengurangi limbah minyak jelantah tersebut dengan adanya pembuatan kreasi jelantah, maupun edukasi cara pembuangan dan pengolahan minyak jelantah yang benar.
Terima kasih Mahasiswa LSPR Kelas MKTC 24-5SP dan Jelantah 4 Change untuk gerakannya!