Jakarta, Volume – Elon Musk lagi-lagi “bikin ulah” di aplikasi miliknya yaitu Twitter. Hal tersebut berimbas pada para penggunanya yang mulai mencari alternatif media sosial serupa yaitu Mastodon.
Twitter menjadi salah satu media sosial berbasis teks yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Selain Twitter, Mastodon merupakan platform media sosial serupa yang
Namun, semenjak adanya perpindahan kepemilikan ke pemilik baru yaitu Elon Musk, aplikasi “burung biru” ini sukses menuai banyak kontroversi.
Baca juga: Rekomendasi Fine Dining Jakarta Mulai dari Rp 250 Ribu, Cocok Untuk Dinner Romantis
Baru-baru ini, ia melakukan pembatasan jumlah view tweet pada penggunanya. Akun baru hanya dapat melihat hingga 500 tweet per hari, akun lama namun tak verified hanya bisa melihat hingga 1.000 tweet per hari, sedangkan akun centang biru bisa melihat sampai 10.000 tweet per hari.
Banyak para penggunanya yang merasa geram akan kebijakan barunya ini. Para pengguna beranggapan bahwa Elon Musk sangat berusaha untuk monetisasi Twitter.
Meskipun banyak dihujat oleh para penggunanya, Elon Musk sendiri mengungkapkan bahwa kebijakan pembatasan ini merupakan sebuah gerakan yang baik.
“Untuk mengatasi tingkat pengikisan data dan manipulasi sistem yang ekstrem, kami telah menerapkan batasan sementara,” tulisnya.
Mastodon
Menyikapi pembatasan tersebut, banyak para pengguna yang mulai mencari dan beralih ke media sosial lainnya yang memiliki konsep serupa. Pilihan tersebut banyak jatuh di aplikasi Mastodon.
Terhitung semenjak 4 Juli 2023, pengguna aktif media sosial ini mengalami lonjakan kenaikan hingga 43%. Saat ini, jumlah penggunanya tembus hingga lebih dari 1,7 juta pengguna.
Mastodon sendiri merupakan media sosial yang memiliki konsep microblogging dan bersifat terdesentralisasi dan diluncurkan oleh developer asal Jerman, Eugene Rocko, pada tahun 2016.
Baca juga: Cara Buat Akun Threads Instagram, Pesaing Twitter?
Uniknya, sang developer ini dengan gamblang mengatakan bahwa ide terbuatnya ini berlandaskan adanya kekecewaan dengan sistem kerja Twitter.
Serupa dengan Twitter, pengguna aplikasi ini juga bisa mengunggah postingan, menyukai, mengomentari dan lainnya.
Beberapa perbedaan yang menonjol antara Mastodon dan Twitter antara lain:
- Jenis konten yang masuk ke dalam feed dapat disesuaikan dengan selera pengguna
- Pengguna dapat mengunggah tulisan dengan lebih dari 500 karakter
- Pengguna dapat membagikan ulang unggahan pengguna lainnya
- Bebas iklan

Threads Instagram Siap Masuk Kompetisi
Selain Mastodon, Meta juga siap untuk masuk ke kompetisi media sosial berbasis teks. Threads Instagram hadir dibawah naungan Mark Zuckerberg dan berhasil menarik banyak pengguna.
Di dua jam pertama perilisannya, jumlah pendaftar pada aplikasi ini disebut telah mencapai 2 juta. Sementara dalam empat jam pertama setelah diluncurkan, ada lima juta pendaftar yang telah bergabung.
Nah, dengan adanya beberapa media sosial berbasis teks ini, apakah kamu akan tetap stay di Twitter?